BeritaBudayaKab.Siak

Hari Jadi Kabupaten Siak ke-24,Festival Siak Bermadah Sajikan Wajah Kebudayaan Melayu

375
×

Hari Jadi Kabupaten Siak ke-24,Festival Siak Bermadah Sajikan Wajah Kebudayaan Melayu

Sebarkan artikel ini

SIAK,fokusinvestigasi.com – Pemerintah Kabupaten Siak menggelar helat Festival Siak Bermadah (FSB). Acara ini diselenggarakan pada tanggal 10-13 Oktober 2023 di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Riau.

Beragam kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) digelar pada acara ini. Mulai dari bazar ekraf dan Expo FSB, hingga tur wisata Istana Siak, Balairung, Masjid Syahbuddin, dan Klenteng.

Selain itu, ada pula permainan tradisional seperti kaki anggau, seletup dari buluh, buah getah, membuat anyaman dari daun kelapa untuk mainan, dan permainan lainnya.

Festival Siak Bermadah tahun 2023 mengusung tema “Tinta Siak Menuju Perak”. Pelancong akan disajikan paket wisata telusur sungai. Pemandangan kota siak dari Sungai Jantan dan cerita penting dari keberadaan Sungai Siak akan disuguhi dalam perjalanan tur.

Perhelatan Festival Siak Bermadah merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke-24 Kabupaten Siak tahun 2023. Sejumlah artis turut meramaikan FSB 2023.

Budi Doremi, Riau Rhythm, penampilan grup musik, dan sanggar tari lokal, serta dari Malaysia ikut meramaikan acara ini. Selain itu, ada pula pertunjukan fesyen dan tari dari SMK Pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengatakan, Festival Siak Bermadah tidak hanya saja menjadi stimulan bagi tumbuhnya UMKM lokal, lebih dari itu perhelatan ini sudah menjadi wajah kebudayaan masyarakat melayu.

“Event ini menjadi sarana yang efektif untuk mengedukasi masyarakat agar semakin kokoh pendiriannya, untuk hidup dengan nilai-nilai falsafah sebagai orang melayu,” kata Roni Rakhmat, Kamis (12/10/2023).

Diungkapkan dia, di Festival Siak Bermadah bisa menikmati ragam potensi yang dimiliki daerah setempat. Mulai dari pertunjukan seni budaya hingga produk-produk ekraf.

Pariwisata harus dipandang sebagai sebuah industri, marketing, mengikuti tren, dan melibatkan sebanyak mungkin pihak yang berkompeten dan ikut andil dalam sebuah kegiatan. Belantika kepariwisataan harus memiliki beragam inovasi, kolaborasi, dan beradaptasi, tidak lagi kreativitas parsial atau sektor saja.

“Saatnya merapatkan barisan, saling berkolaborasi dan terus berinovasi. Kebersamaan itu sangatlah penting. Bukan hanya menjaga silaturahmi, tapi dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik,” ucapnya.

Siak merupakan kota bersejarah. Istana Siak adalah bukti sejarah kebesaran kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau. Masa kejayaan Kerajaan Siak berawal dari abad ke-16 hingga abad ke-20.

Sisilah Sultan-sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1723 M dan 12 Sultan yang pernah bertahta. Istana Siak dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dengan nama Asserayah Al Hasyimiah.

Pada Tahun 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Kota Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau, sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional karena memiliki keunikan peninggalan budaya dan sejarahnya. Kemudian, pada tahun 2017 Istana Siak terpilih sebagai salah satu situs sejarah terpopuler kedua dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *