PEKANBARU,fokusinvestigasi.com – Lagi-lagi dunia pendidikan tercoreng karena ulah 4 orang oknum guru SMP IT Cendekia Al Multazam pantai raja kampar yang diduga telah menganiaya muridnya karena kesal terhadap tingkah laku anak didiknya tersebut.
Penganiayaan itu bermula ketika para murid mendengar ucapan-ucapan kotor yang berasal dari dalam kamar oknum guru dan mereka mencoba menghentikannya dengan cara melemparkan sendal kearah pintu kamar gurunya itu.
Karena ulah murid-muridnya itu timbullah kekesalan oknum guru hingga menganiaya seluruh murid yang berada dalam satu kamar dengan cara menampar dan menginjak-injak sampai hidung salah satu diantara murid mengeluarkan darah dan yang lebih parahnya lagi ada yang mengalami cacat permanen berupa telinga sebelah kiri tidak berfungsi lagi.
Rf (14) salah satu korban keganasan oknum guru mengatakan bahwa dia disiksa dari jam 10 malam sampai jam 4 subuh tanpa henti.
“Kami semua satu kamar ditampari, telinga ku sebelah kiri sampai gak bisa dengar apa-apa lagi sekarang dan aku yang paling parah, dari jam 10 malam sampai jam 4 subuh aku disiksa, dipukuli diinjak-injak dan diterjang sama ayah asrama (guru-red). trus diancam jangan cerita ke siapa-siapa kalau gak mau seperti abang kelas yang dulu sampai patah batang hidungnya.”Katanya Jum’at (15/12/2023).
Mimbarriau.com mencoba menemui pihak sekolah guna mengkonfirmasi langsung perihal dugaan penganiayaan tersebut namun sangat disayangkan pihak guru dan yayasan tidak bersedia melayani pertanyaan awak media.
Disela-sela penolakan pihak sekolah, MimbarRiau.com mencoba mewawancarai seorang murid perempuan guna menggali informasi lebih luas terkait keganasan oknum-oknum guru SMP IT Cendekia Al Multazam Pantai Raja Kampar.
Aini salah satu murid kelas 7 bercerita bahwa dia pernah dipukul oleh kepala sekolah sampai biru di bagian bahunya hanya karena terlambat ikut gotong royong sekolah.
“Bahuku sampai biru dipukul kepala sekolah karena terlambat ikut gotong royong sekolah” ucapnya.
(TEAM PPRI)